Hanya tinggal satu minggu lagi aku akan terbebas dari kakak yang
menyebalkan dan kusayangi itu. Kini ia telah lulus SMA dan masuk ke
salah satu Universitas ternama di Indonesia. Sebenarnya aku sangat
bangga memiliki kakak seperti dia yang kata orang itu tampan, pintar dan
baik . Tapi mereka tidak tau kebiasaannya di rumah yang selalu jitakin
adiknya yang cantik ini. Sebelumnya kakak ku ini pernah berjanji kepada
orangtuaku bahwa ia tidak akan pacaran sebelum lulus SMA. Dan hal itu
terbukti, setelah lulus SMA dia mempunyai kekasih bernama Ka Dinda.
Kuakui Ka Dinda orang yang cantik, baik dan muslimah karena ia selalu
memakai gamis dan kerudung panjang. Wajar saja kalau kakak ku menyukai
wanita seperti ini, dia kan lulusan pesantren juga jadi ada lah ilmu
agamanya. Kakak ku awalnya menyembunyikan hubungannya itu, sampai
akhirnya ia cukup berani mengakuinya. Bukan hanya aku dan orangtua yang
kaget, teman-temannya pun sangat kaget. Malah ada yang bilang begini “
Hah, Yang bener aja Rik, palingan juga sepupu loe ini mah.” Itulah yang
diucapkan temannya saat ia mengajak Ka Dinda main bersama teman SMA nya.
Hari H pun tiba, kakak ku harus pergi satu bulan tanpa
kontak ke luar kota untuk melaksanakan kegiatan ospeknya. Setelah satu
bulan, kakak ku ada waktu libur selama satu minggu. Awal kedatangannya
disambut tangis bahagia di rumah. Semakin hari semakin berlalu,
hubungannya dengan Ka Dinda baik-baik saja , aku salut sama mereka, bisa
bertahan walau LDR dan waktu bertemu yang sangat jarang. Aku bangga
kakak ku setia. Suatu hari orang tua Ka Dinda datang berkunjung ke rumah
kami, saat itu ia mengobrol bersama Ibuku. Aku tak tau dan tak ingin
tau apa yang mereka bicarakan, namun yang ada di fikiranku mungkin
merencanakan pernikahan. Wah, betapa begonya diriku ini tentu saja bukan
, mereka masih sangat muda. Setelah beberapa waktu berlalu, aku
mengetahui kalau Ibunya Ka Dinda menawarkan bisnis sampingan kepada
Ibuku. Ibuku seorang Guru, kalau tak salah dengar dari perbincangan
oartuku tadi malam, Ibuku yang memberikan modalnya sebesar sekian juta,
dan Tante Siska (Ibu Ka Dinda) yang menjalankan usahanya. Namun,
tiba-tiba Tante Siska mengubah rencana, jadinya ia meminjam uang itu
pada Ibuku dan berjanji mengembalikannya bulan depan.
Hubungan Kakak ku dan Ka Dinda sepertinya makin dekat,
setiap ada waktu kakak selalu berkunjung ke rumah Ka Dinda. Satu bulan
berlalu , namun uang itu belum kembali, Tante Siska mengulur waktunya
sampai minggu depan. Ibuku santai saja tidak menaruh rasa curiga kepada
tante Siska. Hingga sudah 3 bulan, ia selalu mengulur waktunya. Ibuku
sedikit tidak suka, bukan karena uangnya, tapi karena sifatnya itu.
Semakin lama , tante Siska malah tidak ada kabar. Beberapa bulan
kemudian ada kabar kalau ia pindah ke luar kota karena terbelit hutang
di mana-mana. Ibuku sangat kecewa pada tante Siska, ini berpengaruh
terhadap hubungan kakakku. Ibu jadi tidak merestui mereka, kakakku tetap
mempertahankan hubungannya dengan susah payah. Saat itu aku bertukar HP
dengan kakakku, tepatnya satu hari setelah ultah Ibuku. Tak sengaja
saat ku lihat Draft ada tulisan : “ Happy Birth Day yah Mom. Maafin
Ricky yah, belum bisa jadi anak yang mamih inginkan. Ricky masih suka
menentang mamih, Ricky sayang sama mamih tapi sama Dinda juga. Ricky
tau, Ricky bukan anak yang baik, semoga Rasti dan Refky bisa bahagiain
Mamih ya J.” Tak terasa air mata telah membasahi pipiku.
Setiap pulang ke rumah, sebisa mungkin Ka Ricky meyakinkan
Ibu kalau Ka Dinda itu gak sama kaya Mamahnya yang jahat dan penipu itu.
Suatu hari, Ka Dinda masuk rumah sakit karena harus menjalani operasi
usus buntu. Setibanya di rumah, kakak ganti baju dan segera pergi ke
rumah sakit mengendarai sepeda motornya. Betapa terkejutnya ia saat
mengetahui seorang lelaki sedang mendampingi Ka Dinda, saat Ka Dinda
mengetahui keberadaan kakakku , kakak memukul tembok dengan sekuat
tenaga dan pergi kembali ke rumah. Di rumah wajahnya sangat kusut dan
berantakan, ku beranikan diri untuk bertanya. “ Kak, ko udah pulang ?
kan baru berangkat.” tanyaku . “ Engga apa-apa Ras, Cuma kakak gak enak
badan aja.” jawabnya . Aku pun membiarkan kakak beristirahat di
kamarnya. Saat waktu makan malam, ia baru ke luar. “ Mih, aku punya
kabar gembira buat mamih.” Kata Kakak. “ Apa ?” tanya Ibu. “ Aku lagi
berantem sama Dinda.”
“ Yaudah, itu gak usah dibahas. Ibu juga gak akan ngelarang-larang kamu,
tapi Ibu akan berdo’a supaya kamu mendapatkan yang terbaik.”
Kakakku kembali ke kampusnya, anehnya sudah 3 minggu ia
tidak pulang. Biasanya paling telat 2 minggu sekali ia pulang ke rumah.
Tiba-tiba Kakak menelfonku dan menceritakan semuanya. “ Ras, gimana
kabar keluarga di sana ? Maaf kakak belum bisa pulang, kakak butuh
waktu. Sebenernya kemarin kakak pulang cepet dari rumah sakit karena
kakak liat Dinda lagi sama cowo lain. Ternyata apa yang dibilang Mami
semuanya bener, Dinda sama Tante Siska sama aja jahatnya. Baru aja 3
hari yang lalu kakak putusin dia, masa dia udah pacaran sama si Doni sih
! Yaudah de, kakak mau masuk kuliah ni.” Tut..tut… telfonnya terputus
dan aku tak berkata satu kata pun. Sekarang aku tau apa yang membuat
kakakku seperti itu, kalau aku jadi dia pasti aku akan merasakan hal
yang sama, sakit, perih, hancur, dan pasti dihiyanatinya itu yang
membekas. Kakakku telah berusaha mempertahankannya, dan dengan mudah Ka
Dinda melepaskannya. Yang dulu ku fikir Ka Dinda wanita solehah ternyata
hanya pakaiannya saja, aku tertipu oleh tampilannya, lagipula ia
seperti itu juga karena paksaan kakakku. Karena penasaran, aku buka FB
siapa tau aku bisa lihat wajah Doni Doni itu. Awalnya ku fikir ia tampan
bak pangeran karena dalam sekejab dapat menaklukan hati seseorang yg
telah berpacar. Ternyata dugaanku salah besar, yang pertama masih
cakepan kakakku, masih mudaan kakakku, hanya mungkin dia jauh lebih kaya
karena sudah bekerja sebagai dosen. Aku shock se shock shock nya,
itukah yang namanya Doni, sungguh aneh Ka Dinda itu, masa kakak ku
diganti orang seperti itu, yang jelas orang GAK PUNYA HATI ! Jelas-jelas
tuh cewe statusnya pacar orang, maen embad aja.
Waktu liburan tiba, kakakku bisa puas-puasin di rumah. Di FB
nya kulihat dia frontal banget tentang kemarahannya sama Ka Dinda, masa
dia nulis stat kaya begini :
1. Hahaha, si Dinda kurang ajar itu masa gue digantiin sama Bapak-Bapak,
pake nge blokir FB gua yang ini lagi, LOSER banget sih lu !
2. Dinda.. Dinda.. Loe kira gua Cuma punya satu FB hah ? FB gua yang ini gak lu blokir, ketauankan KEBUSUKAN lu sama cowok lu !
dan masih banyak lagi. Ku fikir kakakku memang sudah GILA :D . Tidak,
kakakku hanya tidak bisa mengungkapkan langsung, jadi FB tempat dia
menggila.
Semakin lama, ia pun sudah bisa mengobati hatinya yang
sangat amat terluka, ia lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berharap Dinda dan Pacarnya dapat hukuman yang sebanding dengan
perlakuan terhadapnya. Satu tahun kemudian, Ka Dinda akan melaksanakan
pernikahannya dengan Doni jahat itu. Namun, satu minggu sebelum acaranya
mereka mengalami kecelakaan yang sangat parah. Ka Dinda kehilangan
penglihatan dan Doni telah pergi untuk selamanya. Beberapa bulan setelah
kejadian itu, Ka Dinda diantar Daris adiknya datang ke rumah kami. Saat
baru sampai, Ka Dinda menangis dan berlutut, “Tante, Ricky, Om, maafin
Dinda yah? Dinda tau ini semua salah Dinda. Dinda udah ngecewain kalian
semua, Tan maafin Mamah Dinda yah. Mungkin kini Mamah belum tenang di
alam sana tanpa maaf dari tante.” Kita semua yang menyaksikan jadi diam
mematung, prihatin dengan keadaan Ka Dinda. Setelah beberapa saat Ibu
angkat bicara, “ Dinda, kamu kenapa ? Emang Mamah kenapa ?”tanyanya . Ka
Dinda hanya menangis berisak-isak, Daris pun menceritakan semuanya. “
Mamah udah meninggal 5 bulan lalu tante , waktu Mamah mau pergi ke
Lampung. Dan Ka Dinda, 3 bulan lalu saat akan menikah sama Ka Doni
mengalami kecelakaan dan membuatnya seperti ini, sedangkan Ka Doni udah
pergi selamanya.” Tangis kami semua pecah, tiba-tiba Ka Ricky
menghampiri Ka Dinda “ Jujur Din, aku emang kecewa banget sama kamu, aku
marah dan sangat membenci kamu. … “ kakak tidak sanggup meneruskan
ucapannya. “ Ia Rick , gak papa, kamu boleh benci sama aku kamu berhak
marah sama aku, tapi aku mohon banget sama kamu, maafin semua kesalahan
aku dan Mama aku. Aku sadar, aku yang salah dan aku pantes dapetin semua
ini, ini semua karma buat aku.”kata Ka Dinda. Semua pun masih larut
dalam kesedihan.
Setelah menerima maaf dari keluargaku, Ka Dinda dan Daris
pamit, mereka bilang ini adalah pertemuan terakhirnya karena mereka
harus ikut Ayahnya ke luar kota. Aku masih bingung dengan semua kejadian
ini, yang jelas aku yakin hukum karma masih berlaku di dunia ini.
Akhirnya kakakku bisa mendapatkan cintanya kembali, kini ia bersama
seorang wanita yang beneran solehahnya, mereka bertemu di suatu
perkumpulan remaja mesjid dan menjalani cinta karena Allah , bukan
karena mata dan hati saja J.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar