Rabu, 15 Mei 2013

Cerpen I Like You

helooooowwwwww aku balik lagi mau posting kumpulan cerpen cerpen yang aku salin dari beberapa media hhiihii semoga kalian suka yaaah ceritanya bagus tau :) u must read it 1st


“Marsya, tau nggak loe. Di kampus kita ada mahasiswa baru. Mana sekelas lagi sama kita. Ya ampun, Keren gila bo’. Wajahnya itu lho, suwer deh nggak bakal malu – maluin buat di bawa kondangan” cerocos Angela antusias.
“Oh ya?” tanya Marsya terlihat sama sekali tidak tertarik. Komentar barusan juga hanya sekedar formalitas, membuat Angela memberengut sebel.
“Ih, gue serius juga” kata Anjela ngambek.
“Iya deh. Kalau dia memang sekeren itu terus kerenan  mana sama si galang?” tanya Marsya kemudian. Sengaja memberikan perbandingan sang pacar sahabatnya dengan harapan mulut gadis itu bisa segera tertutup.
“Nah justru itu keren nya sama. Baik wajah maupun style. Ya iya lah secara mereka kembar gitu lho” terang Angela.
Langkah Marsya terhenti. Menatap kearah Angela dengan tampang serius. Yang di tatap juga balik menatapnya.
“Loe serius?” tanya Marsa kemudian. “Jadi galang punya kembaran?” sambung Marsa lagi.
“Tentu saja bohong” balas Angela membuat Mulut marsa maju dua senti. Kesel karena di kerjain oleh sahabatnya yang satu itu.
“Lagian salah loe sendiri si. Gue ngomong panjang lebar sedari tadi di cuekin mulu”.
“Please deh, Angela. Loe kan udah punya pacar, la terus kenapa masih harus ngurusin cowok laen si. Pake muji – muji segala lagi. Kalau sampe Galang tau kan bisa gaswat”.
“Justru karena gue udah punya pacarlah makanya gue cerita in ke elo”.
“Maksutnya?” Tanya Marsya dengan kening berkerut saat mendapati senyum misterius di bibir sahabatnya.
“Gue pengen jodohin sama loe” todong angela langsung.
“Uhuk – uhuk” Marsya yang kebetulan sedari tadi mengulum permen kiss kontan tersedak. Bukan,  bukan karena omongan anjela barusan. Tapi karena matanya tiba – tiba menemukan objek pandangan yang benar – benar menarik.
“Loe kenapa si?. Kalau makan hati – hati donk” kata Angela sambil mengusap – usapa punggung Marsya.
“Angela, loe tau nggak dia siapa?”.
“Ha?” tanya Angela. Matanya segera mengikuti arah terlunjuk Marsya. Begitu mendapati sosok yang di maksut ia terdiam. Untuk sejenak berfikir.
“Dah dia itu lah orang yang sedari tadi gue maksut. Gimana ?. keren kan?” tanya Angela lagi.
“Jadi dia?” tanya Marsya. Walau bingung melihat mata Sahabatnya yang tiba – tiba terlihat berbinar – binar tak urung Angela mengangguk membenarkan.
“Oke, kalau begitu gue setuju. Loe bisa jodohin gue sama dia”.
“Ha?” mulut Angela terbuka. Asli kaget.
“La tadi loe kan bilang loe mau jodohin dia sama gue. Ya sekarang gue bilang gue setuju” kata Marsya lagi.
“He he he, tunggu dulu. Loe nggak serius kan?” tanya Angela terlihat horor.
“Tentu saja serius. La kan tadi loe sendiri yang nawarin”.
“Ampun deh marsya, gue tadi Cuma bercanda aja kale. Kenal juga belum. Ketemu juga baru kemaren. Tau namanya juga baru tadi. Yang benar saja lah”.
“Ya sudah kalau gitu. Biar gue usaha sendiri”.
“Maksutnya?” tanya Angela bingung.
Marsya hanya angkat bahu sambil tersenyum penuh makna membuat mulut Angela makin terbuka lebar tanpa suara yang keluar sama sekali. Ayolah, ini sama sekali nggak lucu. Semua orang juga tau kalau sahabatnya yang satu itu belum pernah terlihat jalan bareng cowok dalam arti yang sesungguhnya atau dengan katalain biasa disebut pacar. tapi kenapa sekarang.... Angela sama sekali tidak berani melanjutkan pemikiran liarnya. Kepalanya hanya mampu mengeleng – geleng tak percaya.

***Cerpen Pendek ' I Like You'***

“  Devan kenalin gue marsya”.
Sosok yang sedari tadi tampak membaca buku   di perpustakaan kampus sontak mendongak. Kening nya sedikit berkerut sebagai tanda kalau ia sedang bingung. Tapi Marsya tetap cuek. Tangannya masih terulur mengajak berjabatan.
“Kita sekelas. Kebetulan tadi kita kan belum kenalan” sambung Marsya sambil tersenyum manis.
“O”.
Marsya berdiri terpaku. Jangan kan memabalas uluran tangannya bahkan kalimat yang keluar dari mulutnya hanya satu huruf ‘o’. Untuk si sebut sebagai sepatah kata  saja tak cukup apalagi sebagai kalimat.
“Apa ada lagi” tanya Devan tanpa menoleh sedikitpun. Matanya masih asik membaca buku yang ada di tangannya. Hanya saja ia juga masih bisa menyadari kalau marsya masih ada di sampingnya. Belum beranjak sedikitpun.
“Kenapa ?. Apa masih ada lagi yang ingin loe bicarain sama gue?” tanya Devan lagi. Kali ini ia menutup buku nya dan menatap lurus kearah Marsya.
“Loe kan belum menyebutkan nama loe?”.
“Bukanya tadi loe juga sudah manggil nama gue?” Devan balik bertanya. Membuat Marsya mati gaya dan hanya mampu menganggukan kepala membenarkan.
“Ya sudah kalau gitu. Harusnya gue nggak perlu mengulanginya lagi kan. Lagi pula gue sekarang lagi pengen konsentrasi membaca”.
Mendengar itu membuat marsya hanya tersenyum kecut. Hey, bukannya itu sebuah kalimat sindiran untuk mengusir orang ya?.
“Ya udah kalau gitu, gue permisi dulu. Maaf kalau udah ganggu loe. Kalau gitu silahkan di lanjutkan bacaannya” kata Marsya sebelum kemudian pamit berlalu.
 
***Cerpen Pendek ' I Like You'***

“Astaga marsya, loe serius tadi dia secuek itu?” tanya Angela tak percaya saat mendengar cerita yang keluar dari mulut Marsya saat ia menyamperin Devan keperpustakaan kampus beberapa saat yang lalu.
“Ya serius lah, masa ia gue bohong” kata Marsya sambil menikmati mie so pesanannya. Sedikit mencicipi rasa kuahnya yang terasa sedikit hambar tangannya terankat menyambar botol kecap yang ada di hadapannya.
“Ih, loe kok santai gitu si?. Gue yang Cuma denger aja kesel”.
“Lho memangnya gue harus gimana?” tanya Marsya heran.
“Loe nggak kesel sama tu orang?”.
Marsya hanya membalas dengan gelengan kepala sambil tangannya terus memasukan suapan demi suapan kedalam mulut.
“Bukannya dia keterlaluan ya?”.
“Ya enggak lah. Yang dia omongin tadi kan bener”.
“Jadi?”.
“Jadi?” ulang Marsya bingung. Sama sekali tak mengerti maksut ucapan sahabatnya.
“Ya jadi gimana. Loe masih tetap tertarik sama tu orang?” tanya Angela lagi.
“Tentu saja” balas Marsya. “Jujur saja dia itu orang pertama yang bisa membuat gue merasa tertarik. Jadi gue nggak akan melepaskannya dengan begitu saja”.
“Tapi kan....”.
Angela tidak jadi melanjutkan ucapannya saat mendapati Marsya terlihat keasikan menikmati makannya.
“Gue nggak akan pernah melepaskan sesuatu yang gue inginkan tanpa terlebih dahulu melakukan perjuangan” tekad Marsya membuat Angela yang melihat nya merasa horor  dan memilih menyuapkan pesanan nya kedalam mulut.

***Cerpen Pendek ' I Like You'***

Ternyata Tekad Marsya benar – benar bukan sekedar isapan jempol belaka.  Sudah lebih dari dua minggu ini ia dengan gencar melakukan pendekatan ke arah Devan walaupun tanggapannya selalu dingin. Tu orang terus nyuekin dia. Bahkan Angela sudah berkali – kali menasehatinya untuk menghentikan usahanya sama sekali tak di gubris.
Namun sepertinya hari ini lain ceritanya. Saat kebetulan marsya dan angela jalan beriringan menuju ke kelas berpapasan dengan Devan, marsya sama sekali tidak menyapanya. Bahkan bersikap seperti tak melihatnya sama sekali. Membuat Kening angela berkerut melihatnya.
“Marsya, bukannya barusan itu devan ya?” bisik Angela lirih.
“Kayaknya si. Memangnya kenapa?” tanya Marsya heran.
“Kok loe nyantai aja?”.
“Memangnya gue harus ngapain?” lagi – lagi Marsya membalas pertanyaan dengan balik bertanya membuat Angela menghela nafas. Sama sekali tidak berniat melajutkan pertanyaanya.
“Sudah lah, lupain aja. Kekelas aja langsung yuk” 

***Cerpen Pendek ' I Like You'***

Marsya masih terus menikmati makanan pesanannya sambil sesekali menatap kedepan. Kaffe memang sedang rame sore itu. Sementara Angela yang ada di hadapannya masih terdiam. Tidak tau mau berkata apa karena selang dua meja dari mereka tampak Devan yang juga sedang menikmati makanannya. Dan Angela sempat menangkap basah arah pandangan Devan yang jelas – jelas sedang memperhatikan gerak – gerik Marsya yang terlihat cuwek. Sama sekali tidak terpengaruh dengan kehadiarnya. Padahal biasanya gadis itu sangat angresif mendekatinya. Tak perduli di manapun dan kapanpun.
Angela masih belum menemukan topik pembicaraan yang pas saat mendapati Marsya yang tiba – tiba bangkit dari duduknya. Dan Angela makin kaget begitu mengetahui arah tujuan marsya yang jelas – jelas sedang melangkah ke arah Devan berada.
“Mau apa lagi loe?” akhirnya devan mengalah dan memilih menyapa duluan ketika melihat marsya yang sedari tadi hanya berdiri di depannya tanpa berkata apa pun membuat perhatian seisi kaffe terarah kemerka.
“Kenapa loe sedari tadi merhatiin gue?” Todong Marsya langsung.
“apa?” Tanya Devan tak percaya.
“Gue nanya kenapa loe sedari tadi memperhatiin gue. Loe naksir ya sama gue?” ulang Marsya lagi.
“Nggak salah. Kenapa gue harus memperhatikan elo?. Nggak penting banget si”.
“Nah justru karena gue nggak tau lah makanya gue nanya kenapa elo mem...”.
“Gue nggak memperhatikan loe tuh” potong Devan cepat.
“Menatap gue tanpa berkedip. Kalau bukan memperhatikan lantas apa donk namanya?”.
“Memang nya siapa yang bilang gue mandangin elo?” bantah Devan. “Dia?” tunjuknya kearah Angela dengan nada meledek.
“Hanya karena gue kebetulan bersitatap sama dia loe langsung keGeEran. Mengira kalau gue memperhatikan elo. Eh denger ya, gue tadi Cuma....”.
“Angela nggak ngomong apa – apa. Tapi gue tau karena gue ngelihat sediri”.
“Jangan ngarang. Sedari tadi gue perhatiin loe sama sekali nggak pernah menoleh kearah gue” bantah Devan cepat membuat Marsya tersenyum.  Sedangkan Angela sendiri justru malah tidak mampu menahan tawanya. Sementara devan sendiri hanya mempu merutuki dalam hati. Ini si bukan membantah, tapi jelas – jelas dia ngaku.
“Gue memang nggak mandang elo langsung. Tapi gue liat nya dari sana” tunjuk Marsya kearah depan.  Kening Devan berkerut melihatnya namun beberpa saat kemudian barulah ia menyadari maksut ucapan Marsya. Dasar bodoh, Kaffe itu kan memang di kelilingi kaca dan dari tempat Marsya tadi duduk kebetulan memang tempat yang paling strategis untuk memperhatikannya tanpa di ketahui.
“Ehem, kalau gitu sudah jelaskan kalau sebenernya yang sibuk mencuri pandang diam – diam itu elo?” Serang Devan balik. Membuat mulut angela manggap sambil menatap devan sinis.
“Gue akuin” balas Marsya cuek.
“terus maksutnya apa?” tanya Devan lagi.
“Gue suka sama loe?”
“Ha?” bukan Cuma Devan yang kaget, tapi juga Angela dan seluruh pengunjung kaffe yang ikut menyaksikan.
“Dan kerena itu, yuk kita jadian” Ajak Marsya melanjutkan ucapannya.
Untuk sejenak suasana hening, sepi. Devan masih terdiam. Sementara pengunjung yang lain juga ikut terdiam menunggu jawaban yang keluar dari mulut devan. Namun beberapa saat kemudian yang terdengar hanyalah suara Melly goeslow yang menembangkan lagu “Yuk kita jadian” yang sepertinya sengaja dimainkan oleh sang pemilik kaffe. ^)(^

Yuk kita jadian
Anak kecil main mobil, mobil mobilan
Maen motor juga paling motor – motoran
Jatuh cinta juga paling cinta – cintaan
Belum beneran
Kita yang sudah besar harusnya serius
Jatuh cinta juga harus cinta beneran
Kau pernah tertangkap basah sedang menatapku
Tanpa berkedip.

Kalau cinta sebaiknya di ucap
Belum tentu kau masih punya hari esok
Banyak gengsi banyak mikir kelamaan
Yuk kita jadian

Didepan ku kau pura – pura dingin
Namun matamu tak mungkin bisa berdusta
Sampai nanti kau mungkin tak kan mengaku
Yuk kita jadian.....

Mobil ku bukan mobil mobilan
Motor ku bukan motoran
Cintaku bukan cinta cintaan
Tiada yang palsu
Yuk kita jadian.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar